Jumat, 24 Agustus 2012

Merdeka?

Akhirnya, kembali membuka blog saya. Sebelumnya, saya dan keluarga mohon maaf lahir dan batin. Sebegian besar dari kita tentunya masih ingat dengan momen pada tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu yaitu hari kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 2012, hari kemerdekaan Indonesia jatuh pada hari Jumat di Bulan Ramadhan alias sama dengan tahun 1945. Mungkin, secara de facto kita boleh dikatakan merdeka karena telah memenuhi 3 syarat yaitu adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Apakah itu yang disebut dengan "merdeka"? Arti merdeka lebih dari sekedar balap karung atau panjat pinang loh. HUT Kemerdekaan tahun ini, tidak terlihat adanya perlombaan di tiap RT. Kelihatannya warga Indonesia agak loyo ya, karena puasa hehe. Jangan jadikan puasa, sebagai alasan kita loyo. Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada 17 Agustus 1945 juga jatuh pada Bulan Ramadhan loh. Oh ya, jangan sebut saya nasionalis ya dengan adanya postingan ini :p
Jika kita hanya melihat angka, angka kemiskinan "terlihat" turun. Tapi, fakta di lapangan menyatakan sebaliknya. Toh angka juga bisa menipu, gak perlu jauh-jauh untuk membuktikannya, liat saja nilai rapor di sekolah dan sesuaikan dengan kemampuan kita sebenarnya. Jika "angka-angka" tersebut benar, tetap saja akan menunjukkan angka yang besar. Misalkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 200 juta jiwa dan menurut angka statistik jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 0,01% (diminimalkan), berarti jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 2 juta jiwa. Meskipun perbandingannya jauh, namun jumlah tersebut masih terbilang besar.
Tak hanya itu, belum meratanya kemajuan tiap provinsi di Indonesia merupakan salah satu alasan mengapa kita belum merdeka seutuhnya. Jakarta (dan sekitarnya) masih menjadi pusat dari berbagai aktifitas. Mulai dari ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Jadi sangat wajar, jika warga Jakarta masih merasakan macet. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan seperti pelebaran jalan, intinya begini: jalan semakin lebar, jumlah kendaraan justru lebih banyak. Untuk fasilitas busway sebenarnya sudah cukup bagus, tetapi pengguna busway sendiri masih merasakan kekurangannya. Bukankah busway pada awalnya ditujukan untuk pengguna kendaraan pribadi? Tapi, sepertinya pengguna kendaraan pribadi masih lebih betah dengan kendaraannya.
Tentunya, kita juga sering mendengar kasus "ilmuwan kabur ke luar negeri". Ilmuwan-ilmuwan yang asli bangsa kita hanya butuh sedikit penghargaan. Saya pernah membaca tweet dari sebuah account, bahwa gaji ilmuwan di Indonesia hanya 1/100 dari gaji ilmuwan di Jepang. Bukannya "mata duitan" tapi para ilmuwan juga mau hidup kan? (maaf agak kasar). Selain itu, proyek ilmiah juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya pernah menonton acara talkshow di salah satu stasisun TV swasta, ada seorang ilmuwan Indonesia yang "makmur" di Jepang karena didukung oleh pemerintah setempat. Tapi ketika kembali di Indonesia, ia terpaksa menjual mobil pribadinya untuk suatu proyek ilmiah. Kontras.
Mengenai korupsi? Sepertinya tidak perlu dibahas :D

Meskipun begitu, Indonesia patut berbangga hati karena banyak putra-putri Indonesia membawa harum nama Indonesia di ajang internasional. Dalam ajang olimpiade London, Indonesia berhasil meraih 1 perak dan 1 perunggu untuk cabang angkat besi. Meskipun untuk, cabang bulutangkis Indonesia merosot jauh. Sedangkan untuk dalam ajang kompetisi sains internasional (seperti IPho, IBO, IOAA, dan lain-lain), Indonesia kerap meraih medali.
Yuk, kita bantu negeri ini dengan prestasi. Prestasi bukan hanya sekedar medali atau menang dalam suatu kompetisi. Prestasi bisa juga berarti suatu tindakan nyata yang positif, yang bisa dimulai dari langkah kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar